PIKIRAN JAKARTA—Maluku, Konflik antar kelompok pemuda kembali pecah di sekitar kawasan STAIN Ambon pada Selasa malam dan berubah menjadi kekacauan besar hingga memicu kebakaran sebuah rumah warga. Peristiwa ini kembali membuka luka lama soal kerentanan keamanan di kawasan pendidikan tersebut.
Kebakaran terjadi setelah bentrokan berlangsung cukup lama. Lemparan batu, kayu, hingga benda berapi terlihat pada video amatir warga yang kini beredar di media sosial. Kobaran api dari salah satu rumah warga pun membuat situasi berubah semakin panik.
“Kami sebenarnya sudah lama resah. Tawuran di sini bukan pertama kali. Tapi kali ini lebih parah. Api cepat membesar, dan kami berlarian menyelamatkan barang masing-masing,” ujar seorang warga yang menyaksikan langsung kejadian itu.
Petugas pemadam kebakaran akhirnya tiba dan berhasil memadamkan api, namun kerusakan rumah cukup berat. Tidak ada korban jiwa, tetapi trauma warga semakin dalam.
GPD-Maluku Kritik Keras: Keamanan Ambon Jangan Dibiarkan Longgar
Menyikapi insiden ini, Gerakan Pemuda Damai Maluku (GPD-Maluku) menilai aparat penegak hukum harus mengambil langkah luar biasa. Koordinator GPD-Maluku, (T Loilatu), menyebut kejadian ini sebagai “alarm keras” yang tidak boleh diabaikan.
“Ini bukan sekadar tawuran remaja. Ini kegagalan pengawasan keamanan yang berulang! Kapolda Maluku jangan hanya menonton dari jauh. Warga butuh jaminan keamanan yang nyata, bukan janji,” tegas Loilatu.
Menurut GPD-Maluku, sejumlah faktor yang sudah lama menjadi masalah—minimnya patroli, lambatnya respons, dan tidak adanya penanganan serius terhadap pelaku berulang—harus segera dievaluasi.
Loilatu menambahkan bahwa ketika sebuah rumah warga sampai terbakar, maka persoalan ini sudah masuk ke tahap darurat.
“Kalau rumah saja bisa terbakar akibat tawuran yang berulang, apa yang menjamin bahwa jiwa warga tidak akan jadi korban berikutnya?” katanya.
Desakan GPD-Maluku untuk Kepolisian
GPD-Maluku mendesak Kapolda Maluku untuk segera:
Membentuk tim khusus penanganan tawuran di kawasan pendidikan dan pemukiman padat.
Melakukan penangkapan terhadap pelaku utama dan provokator, bukan hanya membubarkan massa.
• Meningkatkan pengamanan rutin di titik-titik rawan bentrokan.
• Menghadirkan langkah preventif, termasuk pendekatan kepada komunitas pemuda yang sering bentrok.
• Melakukan evaluasi terbuka mengenai pola pengamanan yang selama ini dianggap tidak efektif.
Jika poin-poin yang kami sampaikan tidak mampu untuk di eksekusi, maka kami Kira Kapolda Maluku hari ini gagal untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat Maluku.
