
Korban tewas banjir dan tanah longsor di Sri Lanka mencapai 618 orang hingga Minggu (7/12) (Foto: AP)
PIKIRAN JAKARTA - Jumlah korban tewas akibat banjir dan longsor di Sri Lanka bertambah menjadi 618 orang per minggu (7/12).
Hal tersebut dilaporkan oleh Pusat Manajemen Bencana (DMC) Sri Lanka. Sebagian besar korban tewas tersebut merupakan mereka yang sebelumnya dinyatakan hilang.
Melansir AFP , sebanyak 214 orang masih dilaporkan hilang hingga saat ini. Sementara jumlah korban terdampak banjir mencapai lebih dari 2 juta.
Hujan sendiri yang diprediksi masih akan terus mengguyur sejumlah wilayah di Sri Lanka. Organisasi Penelitian Bangunan Nasional (NBRO) mengatakan, hujan deras dapat semakin membasahi perbukitan dan membuatnya tidak stabil.
“Karena curah hujan dalam 24 jam terakhir telah melebihi 150 milimeter, jika hujan terus berlanjut, segera mengeluarkan ke lokasi aman untuk menghindari risiko tanah longsor,” ujar NBRO, dalam sebuah pernyataan.
Banjir terbaru disebabkan oleh datangnya hujan monsun. Sementara sebagian banjir yang terjadi pekan lalu sudah mulai mereda.
Wilayah Sri Lanka sendiri baru saja terkena badai siklon Ditwah pada akhir November lalu.
Presiden Sri Lanka Anura Kumara Dissanayake saat itu mengumumkan status darurat pada Sabtu (29/1), untuk meminta bantuan internasional.
Badai ini menjadi bencana alam paling mematikan di Sri Lanka sejak tahun 2017, saat banjir dan longsor turun lebih dari 200 orang.